Minggu, 12 Juni 2016

Keliling Polban



Pada kesempatan kali ini saya akan mengajak temen-temen keliling kampus Politeknik Negeri Bandung. Dari gedung-gedung staff karyawan, gedung jurusan hingga gedung berkumpulnya para ORMAWA POLBAN.

Gedung Polban

Gedung Direktorat POLBAN

GEdung MKU (Mata Kuliah Umum
Gedung JTK (Jurusan Teknologi Komputer
Gedung Bata Merah
Lab Teknik Konversi Energi
Gedung S2 Sipil
Lab Energi
Lab Material
Gedung U
Gedung Teknik Kimia bawah
Gedung IKASI
Lapangan Polban
Gedung Administrasi Teknik Mesin & Teknik Elektro
Gedung Baru Teknik Mesin, Teknik energi, Teknik Elektro
Lab Mesin
Lab Kayu
Gedung Departemen Sipil
Gedung Pasca Sarjana (Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur)
Gedung Administrasi Jurusan Teknik Kimi
Gedug Teknik Kimia
Gedung C
Gedung Hanggar
PUJAS
PUAJSERA POLBAN
Masjid Lukmanul Hakim
Lab Bisnis AN
Asrama Polban

Gedung P2T (Pengembangan Pendidikan dan Teknologi
Gedung A
Gedung B
Gedung Akuntansi
Jurusan Teknik Elektro

GKB






Gedung MTRI

Gedung SC (Student Centre)

 Lab Instrumentasi Teknik Energi

Lab Listrik

Lab Telekomunikasi

 Lab Pengelasan Teknik Mesin

Lab Fabrikasi Jurusan Teknik Mesin

Lab Teknik Konversi Energi

Lapangan Indoor Polban

Jumat, 19 September 2014

Inventarisasi Aset

Berdasarkan Siklus Aset yang sebelumnya terdapat kegiatan yang disebut Inventarisasi aset, berikut pengertian invetarisasi aset menurut beberapa ahli:

Menurut Soemarsono S.R. (1994,p15) Inventaris adalah daftar barang-barang yang digunakan di perusahaan atau di kantor yang menyertakan harga, jumlah, jenis dan keadaannya. Sedangkan Inventarisasi menurut Soemarsono S.R. (1994,p15) adalah pencatatan barang-barang milik kantor perusahaan.
Sedangkan menurut Sugiama (2013:172) Inventarisasi aset adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, pelaporan hasil pendataan aset, dan mendokumentasikannya baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud pada suatu waktu tertentu.

Dari dua pengertian diatas saya simpulkan bahwa inventarisasi itu adalah kegiatan pencatatan, pendataan dan pelaporan, namun tidak hanya untuk barang-barang milik kantor perusahaan saja tetapi seluruh aset baik yang dimiliki instansi perusahaan, negara, ataupun individu. Segala aset baik yang berwujud ataupun yang tidak tetap harus di invetarisasikan agar aset tersebut memiliki kejelasan pemilik.

Macam-macam Aset yang harus dilakukan pencatatan adalah:
1. Tangible Assets atau Aktiva berwujud seperti Tanah, Mesin, Gedung dan Peralatan.
2. Intangible Assets atau Aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, HGB, Goodwill, Patents, Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.

berikut adalah contoh beberapa aset yang perlu di Inventarisasi:
Ruang Kelas beserta aset-aset didalamnya harus di inventarisasi



Tanah
sumber: http://gambar-rumah.com/attachments/bintaro/159890d1343920313-tanah-

Mesin
Sumber: http://www.vibrasindo.com/articles/thumbs/250_250_mesin_pabrik.jpg


Gedung
Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b0/Gedung_Sate_-_backside.jpg

Peralatan
Sumber: http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/peralatan-bedah-saat-operasi-ilustrasi-_120627091048-117.jpg


Ada juga contoh kartu DBR (Data Barang Ruangan)


contoh kode inventarisassi



Kasus Inventarisasi di Indonesia

Masih banyak kota-kota di Indonesia yang belum menyandang WTP (wajar tanpa pengecualian) hal tersebut disebabkan oleh inventarisasi yang masih amburadul di beberapa tempat di Indonesia, salah satu kasus yang akan saya bahas adalah adanya Aset Rp 3,7 Triliun Bermasalah di Pemkot Bandung. Adapun solusi yang dapat saya simpulkan dari kasus tersebut adalah dalam kasus tersebut pemerintah tidak bertindak cepat dalam menanggulangi kasus, setelah diketahuipada tahun 2012 banyak aset yang belum terdata dengan benar seperti ada datanya namun tidak diketahui alamatnya dan luasnya seharusnya segera dicari dan didata ulang secara bertahap, agar tidak terjadi permasalahan yang sama lagi pada tahun selanjutnya. Dalam kasus ini pemerintah malah menyalahkan anggaran yang belum turun namun tidak dibarengi keseriusan dalam menanggulanginya. Kesungguhan yang kurang, lemahnya koordinasi, dan saling lempar tanggung jawab adalah sebagian dari kendala dalam mengurus permasalahan aset bermalah ini.

Menurut saya tahap awal yang harus di ambil oleh pihak pemkot adalah segera membentuk tim khusus unuk mencari dan mendata letak-letak aset yang masih belum jelas alamat dan luasnya agar memudahkan proses inventarisasi aset sehingga tidak terjadi kendala di pertengahan pencatatan. Kemudian membentuk tim khusus pelaksana dan pengendalian inventarisasi, lalu menyediakan peralatan dan perlengkapan inventaris, penyusunan jadwal, dan penyiapan anggaran. Pengumpulan dokumen-dokumen harus dilakukan sedetail mungkin agar ketika terjadi pergantian pengelola tidak terjadi lagi kebingungan atas data yang tidak jelas, karena jika tidak setiap terjadi pergantian pengelola maka akan selalu mengalami kendala dan membuat pengerjaan atau pendataan tersendat. Pemkot sendiri harus bisa memberikan perhatian khusus untuk kasus ini agar permasalahan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya tidak terulang lagi. 

Latihan Monev Inventarisasi Ruangan

Adapun kasus yang saya temui langsung dilapangan ketika saya mendapatkan tugas memonev ruangan ditemukan banyaknya ketidak sesuaian kode barang pada DBR dengan yang ada di lapang langsung, juga banyaknya kode barang yang sobek/rusak bahkan hilang atau tidak ada sama sekali. Banyak pula ditemukan aset yang rusak namun masih tetap digunakan. kelalaian yang semula hanya kecil dapat berdampak besar jika hal tersebut tidak segera ditindak lanjuti, maka dengan itu pihak inventaris seharusnya sesegera mungkin melakukan monev ulang dan membaharui kode barang di lapang agar tetap sesuai dengan yang ada di DBR, dan memperhatikan agar kode barang tidak rusak/hilang lagi.

Sumber: 

1). http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00618-IF%20BAB%202.pdf
2). Sugiama, A. Gima. 2013. Manajemen Aset Pariwisata. Bandung: Guardaya Intimarta